Monday, November 20, 2017

FAKTA UNIK TENTANG PETUNGKRIYONO | Dari Alam Hingga Budaya

FAKTA UNIK TENTANG PETUNGKRIYONO

Kali ini saya akan mengulas tentang Petungkriyono yang mempunyai kekayaan alam dan budaya yang eksotis.
Kekayaan Alam
alam paling komplit yang dimiliki oleh Kabupaten Pekalongan. Hutan alam yang ada di wilayah Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan telah ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Tujuan Khusus (KHTK) dan merupakan satu-satunya hutan alam yang masih tersisa di pulau Jawa. Hutan luas yang melingkari sisi utara sabuk pegunungan Dieng menjadi laboratorium Direktorat Jendral Panologi kawasan yang lengkap untuk berbagai keperluan seperti, penelitian Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup (Sumber YKI)
Petungkriyono memang kaya akan sumber daya alam dan memiliki pemandangan alam yang sangat luar biasa eksotik. Masuk ke wilayah Kecamatan Petungkriyono yang terletak di ujung selatan Kabupaten Pekalongan akan banyak menemui sensasi yang sangat berbeda dengan tempat lainya. Sepanjang rute di kawasan hutan Petungkriyono, selain udaranya bersih dan menyegarkan juga banyak dijumpai air terjun yang masih perawan seperti, Curug Sibedug, Curug Muncar, Curug Bajing, Curug Lawe, Curug Sokokembang, Curug Sriti, Curug Kutis dan beberapa kawasan wisata alam dan religi seperti, Kedung Sipingit, Welo River, Goa Macan, Trek Pendakian Gunung Rogojembangan, Puncak Tugu dan Puncak Kendalisodo termasuk kawasan religi Situs Nogopertolo, Situs Gedong dan Makam Kyai Mojo Suta dan masih banyak lagi.

Petungkriono terletak ditengah-tengah jalur wisata alam dan budaya dari Jogja-Borobudur-Magelang–Wonosobo-Banjarnegara-Pekalongan dan Jakarta dan merupakan letak strategis jalur wisata pantura dari Surabaya-Semarang-Pekalongan-Jakarta.
Dengan letaknya yang strategis itu ternyata juga, Petungkriono merupakan salah satu bagian dari kawasan Dieng yang kaya dengan potensi alam dan Wisata Budaya .Selain kawasan hutan yang masih luas (kurang lebih 6000 Ha),habitat bagi kehidupan satwa endemik dilindungi disana seperti elang jawa, owa,surili,macan tutul dan macam kumbang.Hal menarik lain adalah apabila dilihat secaa bioregion kawasan Petungkriono juga memiliki posisi penting sebagai cathment area (daerah tangkapan air) dengan sungai Kupang dan sungai Sengkarang yang menjadi sumber kehidupan bagi daerah-daerah dibawahnya yaitu Kabupaten Pekalongan sendiri, Kota Pekalongan, Batang dan Banjarnegara.
Apabila dilihat dari Situs Budaya. Petungkriono juga memiliki nilai histories/kesejarahn yang cukup penting di Jawa. Yaitu berupa peninggalan sejarah dari masa kerajaan Mataram Hindu (abad VII sampai abad IX M) seperti Situs Nogopertolo, (lingga-Yoni), Situs Gedong, situs candi,dan beberapa peninggalan sejarah dari masa kerajaan Islam (petilasan Kyai Bagus (didusun Kambangan desa Tlogopakis dan Kyai Wendran didusun Dranan desa Yosorejo. 
Nilai-nilai dan kesenian lokal yang masih dipertahankan di Petungkriono seperti Nyadran Tlogo, Nyadran Bumi, Kesenian ronggeng, kuntulan, jaran embig (kuda kepang), tradisi gedig ( berburu babi hutan).

c. Peninggalan Benda Cagar Budaya (BCB) di Petungkriono
Adapun peninggalan-peningan situs-situs di Petungkriono adalah sebagai berikut;
a. Situs Linggo Yoni
Situs ini berlokasi di dusun kambangan desa Tlogopakais, Sudah diadakan kegiatan antara lain; pendataan penyelamatan Tahun 1990/1991, pendataan Benda Cagar Budaya (BCB) Tahun 1993/1994 dan pengadaan juru pelihara Tahun 1982/1983.
Pada lokasi situs itu terdapat satu buah lingo yoni, dan 2 (dua) buah arca.

b. Situs Linggo Yoni (Naga Pertala)
Situs ini berlokasi didusun Tlogopakis desa Tlogopakis. Ditemukan sekitar abad ke IV-IX SM.
Pada lokasi situs terdapat hiasan Ular Naga dibawah cerat Yoni, tubuh naga melingkar dibawah badan Yoni, naga memakai anting-anting kalung (kluntingan), lidah menjulur keluar daengan hiasan daun, terdapat dua buah lingo semu diatas cerat yang berada dikomplek situs lingo yoni.

c. Situs Arca Ganesha
Situs ini berlokasi di desa Tlogopakis,.terdapat warna abu kehitam-hitaman pad situs ini, dan terletak berada pada situs lingo yoni.

d. Y o n i 
Lokasi situs ini berada didusun Tlogopaskis desa Tlogopakis. Kondisi sekarang Situs ini dalam keadaan ambruk ditengah sawah yang dulu diperoleh lewat cara hasil ekskavasi/survey.
e. 2 Lumpung
Lokasi situs ini berada didusun Kambangan desa Tlogopakis, di Situs ini terdapat warna abu-abu kehitam-hitaman yang menurut keterangan, kedua lumpung batu ini berada pada situs Gedong yang merupakan hasil ekskavasi/survey.

d. Petungkriono Masa Syailendra ( abad ke-VII-IX M )
Keturunan Dapuntra Syailendra yaiatu Sanjaya penganut agama hindu adalah merupakan cikal bakal dari mataram kuno yang mendirikan pusat kerajaan di Pekalongan pada pertengahan abad ke-7, terletak di Limpung Kabupaten Batang dibuktikan dengan adanya prasasti Sojomerto.Diduga lokasi kerajaan Sanjaya dahulunya terletak diantara Limpung dengan pantai utara sebelah timur kota Batang yang dulu sebelum Batang menjadi Kabupaten merupakan wilayah Pekalongan. Kemudian pusat kerajaan Sanjaya bergeser keselatan disebelah selatan pegunungan Dieng, yaitu Kedu Selatan sebagai sebagai bukti ditemukannya Prasasti canggal pada tahun 732 M di Desa Kadilluwih Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Lokasi ini berbatasan dengan wilayah Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Diwilayah Kabupaten Pekalongan hanya ditemukan sebuah prasasti Rabwan yang ditemukan di Petungkriono bentuknya genta perungu . Genta ini dipahati tulisan jawa kuno, tepatnya di Desa Tlogo pakis ditemukan pada tahun 1952 yang wujudnya berupa genta perungu. Sekarang artepak ini ini disimpan di Musium Jakarta. Isinya menyebutkan bahwa Rakyan I Wungkaltihang bernama Pu Wirakrama mempersembahkan sebuah genta perungu kepada Bhatara Sang Lumah I Rban pada tahun 905M.

e. Petungkriono Pusat Pemerintahan Pekalongan Hindu Kuno
Struktur Pemerintahan masa kerajaan Mataram kuno Syailendra adalah Pusat Pemerintahannya berada di Ratu Boko dan Dieng. Sedangkan kerakaian Pekalongan pada saat itu tidak langsung dibawah kekuasaan kerajaan, akan tetapi dibawah pemerintahan para Rakai yang bertempat diparakan Temanggung. Pekalongan pada waktu itu dipimpin oleh Rakai Rakyan Betung dengan pusat pemerintahannya di Petungkriono.
Sebagai pusat pemerintahan, Petungkriono membawahi wilayah perdikan, Desa (Wana) dan Sima. Desa-desa atau Wana dan Sima itu adalah nama sekarang merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Pekalongan seperti Wonopringgo, Wonokerto. Dahulunya adalah nama-nama desa yang kepala desanya disebut Phatani

1.       Logat bahasa yang berbeda
2.       Titik Triangulasi : puncak Tugu, Puncak Hanoman, Puncak Perbota
3.       Gunung tertinggi di Pekalongan : Gunung Rogo Jambangan
4.       Peninggalan sejarah : Peninggalan Mataram Hindu

5.        

No comments: