FAKTA UNIK TENTANG PETUNGKRIYONO
Kali ini saya akan mengulas tentang
Petungkriyono yang mempunyai kekayaan alam dan budaya yang eksotis.
Kekayaan
Alam
alam
paling komplit yang dimiliki oleh Kabupaten Pekalongan. Hutan alam yang ada di
wilayah Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan telah ditetapkan sebagai Kawasan
Hutan Tujuan Khusus (KHTK) dan merupakan satu-satunya hutan alam yang masih
tersisa di pulau Jawa. Hutan luas yang melingkari sisi utara sabuk pegunungan
Dieng menjadi laboratorium Direktorat Jendral Panologi kawasan yang lengkap
untuk berbagai keperluan seperti, penelitian Kehutanan dan Tata Lingkungan
Kementrian Lingkungan Hidup (Sumber YKI)
Petungkriyono
memang kaya akan sumber daya alam dan memiliki pemandangan alam yang sangat
luar biasa eksotik. Masuk ke wilayah Kecamatan Petungkriyono yang terletak di
ujung selatan Kabupaten Pekalongan akan banyak menemui sensasi yang sangat
berbeda dengan tempat lainya. Sepanjang rute di kawasan hutan Petungkriyono,
selain udaranya bersih dan menyegarkan juga banyak dijumpai air terjun yang
masih perawan seperti, Curug Sibedug, Curug Muncar, Curug Bajing, Curug Lawe,
Curug Sokokembang, Curug Sriti, Curug Kutis dan beberapa kawasan wisata alam
dan religi seperti, Kedung Sipingit, Welo River, Goa Macan, Trek Pendakian
Gunung Rogojembangan, Puncak Tugu dan Puncak Kendalisodo termasuk kawasan
religi Situs Nogopertolo, Situs Gedong dan Makam Kyai Mojo Suta dan masih
banyak lagi.
Petungkriono terletak
ditengah-tengah jalur wisata alam dan budaya dari Jogja-Borobudur-Magelang–Wonosobo-Banjarnegara-Pekalongan
dan Jakarta dan merupakan letak strategis jalur wisata pantura dari
Surabaya-Semarang-Pekalongan-Jakarta.
Dengan letaknya yang
strategis itu ternyata juga, Petungkriono merupakan salah satu bagian dari kawasan
Dieng yang kaya dengan potensi alam dan Wisata Budaya .Selain kawasan hutan
yang masih luas (kurang lebih 6000 Ha),habitat bagi kehidupan satwa endemik
dilindungi disana seperti elang jawa, owa,surili,macan tutul dan macam
kumbang.Hal menarik lain adalah apabila dilihat secaa bioregion kawasan
Petungkriono juga memiliki posisi penting sebagai cathment area (daerah
tangkapan air) dengan sungai Kupang dan sungai Sengkarang yang menjadi sumber
kehidupan bagi daerah-daerah dibawahnya yaitu Kabupaten Pekalongan sendiri,
Kota Pekalongan, Batang dan Banjarnegara.
Apabila dilihat dari Situs
Budaya. Petungkriono juga memiliki nilai histories/kesejarahn yang cukup
penting di Jawa. Yaitu berupa peninggalan sejarah dari masa kerajaan Mataram
Hindu (abad VII sampai abad IX M) seperti Situs Nogopertolo, (lingga-Yoni),
Situs Gedong, situs candi,dan beberapa peninggalan sejarah dari masa kerajaan
Islam (petilasan Kyai Bagus (didusun Kambangan desa Tlogopakis dan Kyai Wendran
didusun Dranan desa Yosorejo.
Nilai-nilai dan kesenian
lokal yang masih dipertahankan di Petungkriono seperti Nyadran Tlogo, Nyadran
Bumi, Kesenian ronggeng, kuntulan, jaran embig (kuda kepang), tradisi gedig (
berburu babi hutan).
c. Peninggalan Benda Cagar
Budaya (BCB) di Petungkriono
Adapun peninggalan-peningan
situs-situs di Petungkriono adalah sebagai berikut;
a. Situs Linggo Yoni
Situs ini berlokasi di dusun
kambangan desa Tlogopakais, Sudah diadakan kegiatan antara lain; pendataan
penyelamatan Tahun 1990/1991, pendataan Benda Cagar Budaya (BCB) Tahun
1993/1994 dan pengadaan juru pelihara Tahun 1982/1983.
Pada lokasi situs itu
terdapat satu buah lingo yoni, dan 2 (dua) buah arca.
b. Situs Linggo Yoni (Naga
Pertala)
Situs ini berlokasi didusun
Tlogopakis desa Tlogopakis. Ditemukan sekitar abad ke IV-IX SM.
Pada lokasi situs terdapat
hiasan Ular Naga dibawah cerat Yoni, tubuh naga melingkar dibawah badan Yoni,
naga memakai anting-anting kalung (kluntingan), lidah menjulur keluar daengan
hiasan daun, terdapat dua buah lingo semu diatas cerat yang berada dikomplek
situs lingo yoni.
c. Situs Arca Ganesha
Situs ini berlokasi di desa
Tlogopakis,.terdapat warna abu kehitam-hitaman pad situs ini, dan terletak
berada pada situs lingo yoni.
d. Y o n i
Lokasi situs ini berada
didusun Tlogopaskis desa Tlogopakis. Kondisi sekarang Situs ini dalam keadaan
ambruk ditengah sawah yang dulu diperoleh lewat cara hasil ekskavasi/survey.
e. 2 Lumpung
Lokasi situs ini berada
didusun Kambangan desa Tlogopakis, di Situs ini terdapat warna abu-abu
kehitam-hitaman yang menurut keterangan, kedua lumpung batu ini berada pada
situs Gedong yang merupakan hasil ekskavasi/survey.
d. Petungkriono Masa
Syailendra ( abad ke-VII-IX M )
Keturunan Dapuntra
Syailendra yaiatu Sanjaya penganut agama hindu adalah merupakan cikal bakal
dari mataram kuno yang mendirikan pusat kerajaan di Pekalongan pada pertengahan
abad ke-7, terletak di Limpung Kabupaten Batang dibuktikan dengan adanya
prasasti Sojomerto.Diduga lokasi kerajaan Sanjaya dahulunya terletak diantara
Limpung dengan pantai utara sebelah timur kota Batang yang dulu sebelum Batang
menjadi Kabupaten merupakan wilayah Pekalongan. Kemudian pusat kerajaan Sanjaya
bergeser keselatan disebelah selatan pegunungan Dieng, yaitu Kedu Selatan
sebagai sebagai bukti ditemukannya Prasasti canggal pada tahun 732 M di Desa
Kadilluwih Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Lokasi ini berbatasan dengan
wilayah Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Diwilayah Kabupaten
Pekalongan hanya ditemukan sebuah prasasti Rabwan yang ditemukan di Petungkriono
bentuknya genta perungu . Genta ini dipahati tulisan jawa kuno, tepatnya di
Desa Tlogo pakis ditemukan pada tahun 1952 yang wujudnya berupa genta perungu.
Sekarang artepak ini ini disimpan di Musium Jakarta. Isinya menyebutkan bahwa
Rakyan I Wungkaltihang bernama Pu Wirakrama mempersembahkan sebuah genta
perungu kepada Bhatara Sang Lumah I Rban pada tahun 905M.
e. Petungkriono Pusat
Pemerintahan Pekalongan Hindu Kuno
Struktur Pemerintahan masa
kerajaan Mataram kuno Syailendra adalah Pusat Pemerintahannya berada di Ratu
Boko dan Dieng. Sedangkan kerakaian Pekalongan pada saat itu tidak langsung
dibawah kekuasaan kerajaan, akan tetapi dibawah pemerintahan para Rakai yang
bertempat diparakan Temanggung. Pekalongan pada waktu itu dipimpin oleh Rakai
Rakyan Betung dengan pusat pemerintahannya di Petungkriono.
Sebagai pusat pemerintahan, Petungkriono membawahi wilayah
perdikan, Desa (Wana) dan Sima. Desa-desa atau Wana dan Sima itu adalah nama
sekarang merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Pekalongan seperti
Wonopringgo, Wonokerto. Dahulunya adalah nama-nama desa yang kepala desanya
disebut Phatani
1. Logat bahasa
yang berbeda
2. Titik
Triangulasi : puncak Tugu, Puncak Hanoman, Puncak Perbota
3. Gunung
tertinggi di Pekalongan : Gunung Rogo Jambangan
4. Peninggalan
sejarah : Peninggalan Mataram Hindu
5.